Selama bertahun-tahun, para ilmuwan telah memperdebatkan
berbagai faktor yang dapat menyebabkan munculnya jerawat. 50 Tahun kemudian
barulah mereka dapat memastikan bahwa pola makan berpengaruh nyata terhadap
gangguan kulit yang banyak dialami remaja tersebut.
Secara rinci studi tersebut mengungkapkan bahwa mengonsumsi makanan yang indeks glikeminya (glycaemic index atau GI) tinggi tak hanya memperburuk jerawat tetapi pada beberapa kasus, makanan itu juga terbukti dapat memicu munculnya jerawat.
Meski tidak berbahaya, namun jerawat yang telah memarah dapat menyebabkan luka, belum termasuk depresi, tingkat kecemasan yang tinggi dan harga diri yang rendah. Sejak akhir abad ke-19, banyak studi yang telah mengaitkan antara pola makan dengan jerawat, terutama cokelat, gula dan lemak sebagai penyebab utama.
Namun memasuki tahun 1960-an, kaitan antara ketiga jenis makanan tersebut terhadap kemunculan jerawat dianggap tidak benar.
Secara rinci studi tersebut mengungkapkan bahwa mengonsumsi makanan yang indeks glikeminya (glycaemic index atau GI) tinggi tak hanya memperburuk jerawat tetapi pada beberapa kasus, makanan itu juga terbukti dapat memicu munculnya jerawat.
Meski tidak berbahaya, namun jerawat yang telah memarah dapat menyebabkan luka, belum termasuk depresi, tingkat kecemasan yang tinggi dan harga diri yang rendah. Sejak akhir abad ke-19, banyak studi yang telah mengaitkan antara pola makan dengan jerawat, terutama cokelat, gula dan lemak sebagai penyebab utama.
Namun memasuki tahun 1960-an, kaitan antara ketiga jenis makanan tersebut terhadap kemunculan jerawat dianggap tidak benar.