Monday, September 22, 2014

Apa Dampak Pakai Pasta Gigi yang Mengandung Serpihan Plastik? Ini Kata Ahli




Plastik di Pasta Gigi

 

Jakarta, Kandungan plastik polyethylene di pasta gigi membuat konsumen khawatir. Bagaimana tidak, serpihan plastik itu disebut bisa terperangkap di dalam saku gusi yang dikhawatirkan bisa menimbulkan aneka masalah seputar gigi dan mulut. Benarkah demikian?

Ahli kesehatan gigi bernama Trish Walraven dalam blognya di dentalbuzz.com menjelaskan mulut manusia memiliki saku gusi, semacam kutikula di kuku. Nah, saku gusi yang sehat kedalamannya tidak lebih dari 3 mm. Jika ada ratusan partikel kecil plastik yang digosok ke gusi setiap hari, bisa jadi ada serpihan yang terjebak di saku gigi. Demikian dikutip pada Selasa (23/9/2014).

Dokter gigi di Florence, Kentucky, dr Brian Moore menyebut dirinya beberapa kali menemukan serpihan kecil berwarna biru kehijauan di bawah garis gusi pasiennya. Serpihan itu ditengarai kandungan plastik polyethylene dari pasta gigi yang digunakan pasiennya. Nah, partikel-partikel kecil dari plastik alias microbead ini bisa terperangkap di gusi sehingga menyebabkan bakteri leluasa untuk masuk.

"Kalau tertinggal di sana, maka bisa menyebabkan iritasi gusi," ucap dr Moore.

"Kapanpun ada benda asing di saku sekitar gigi, maka itu bisa menjadi tempat tumbuhnya bakteri," imbuhnya.

Mantan ketua Ikatan Dokter Gigi Anak, Prof Heriandi Sutadi, drg, SpKGA (K), PhD, menuturkan ada kemungkinan kandungan di pasta gigi masuk ke saku atau kantung gusi. Senada dengan dr Moore, Prof Heriandi menegaskan jika kantung gusi tidak dibersihkan maka bakteri akan bersarang. Akibatnya tentu akan menimbulkan masalah periodental.

"Sama seperti kalau ada makanan tersisa, tidak disikat, maka numpuk di kantung gigi. Mineral-mineral lainnya juga bisa menumpuk di sini, kalau tidak tersikat akan memicu tumbuhnya karang gigi," terang Prof Heriandi.
Dijelaskan dia, ada bakteri yang merusak gusi dan ada bakteri yang merusak gigi. Jika gusi yang rusak, maka gigi akan mudah goyang. Sedangkan bila gigi yang diserang bakteri maka gigi tersebut akan berlubang.

"Karena lembab, kantong gigi bisa jadi tempat berkumpulnya bakteri. Makanya kalau ada kotoran harus disikat. Menyikatnya harus yang baik agar semua kotoran bisa keluar. Kalau nggak bersih akan berkembang bakteri," lanjut Prof Heriandi.

Sebelumnya diberitakan Trish Walraven dalam blognya menulis bahwa dirinya menemukan serpihan berwarna biru di kantong gusi pasiennya. Setelah diteliti lebih jauh ternyata serpihan itu adalah kandungan plastik polyethylene dalam pasta gigi. Polyethylene merupakan plastik yang digunakan di beberapa produk seperti botol, plastik belanjaan, serta plastik kemasan.

Walraven menyebut pasta gigi Crest yang diproduksi oleh P&G di Cincinnati memiliki kandungan polyethylene lebih banyak ketimbang pasta gigi lainnya yang beredar di pasaran. Atas kekhawatiran Walraven dan publik AS lainnya, pihak P&G pun memberikan penjelasan. Mereka sangat memahami kekhawatiran yang dirasakan Walvaren dan orang-orang lainnya. Namun mereka memastikan kandungan dalam produknya aman dan telah mendapat persetujuan dari Food and Drug Administration (FDA). P&G menegaskan saat ini produknya banyak yang bebas polyethylene. Meskipun penambahan kandungan polyethylene aman, namun P&G bertekad hanya akan membuat pasta gigi yang bebas polyethylene.

"Pada Maret 2016 kami bisa memastikan bahwa semua produk Crest akan bebas microbead," jelas P&G mengomentari kekhawatiran konsumennya di Facebook.

Nurvita Indarini - detikHealth
Selasa, 23/09/2014 10:31 WIB

No comments:

Post a Comment